Perjalanan awal dari Stasiun Mojokerto dengan KA Jenggala berangkat tepat pukul 05.25 WIB tiba di Stasiun Sidoarjo pukul 06.13. Keberangkatan KA Jenggal dari Mojokerto tersebut merupakan keberangkatan pertama. KA Jenggala tiba di Stasiun Tarik pukul 05.37 melanjutkan perjalanan 05.41 setelah menaikkan beberapa penumpang. Kemudian berhenti lagi di Stasiun Tulangan pada 06.00 dan berangkat kembali 06.02, terakhir turun Stasiun Sidoarjo pukul 06.13.
Keadaan di dalam Kereta api sangant longgar mungkin ada 40 persen dari kapasitas kereta yang terisi. Selain dari para penumpang rutin ada juga penumpang yang tidak kebagian tiket KRD Kertosono estafet dengan KA Tumapel. AC sangat dingin karena pagi hari dan penumpang tidak full.
Baca Juga Sistem Boarding Pass di Stasiun Gubeng
Tiba di Stasiun Sidoarjo langsung membeli tiket KA Tumapel yang masih tersedia walaupun tiket berdiri dan tertulis Rp 0 alias gratis. KA Tumapel datang pada pukul 06.25 dan saya pun langsung naik kedalam kereta. Didalam kereta, ternyata masih ada banyak bangku yang kosong dan saya tempati begitu saja. Sampai Gubeng tidak ada yang meminta tempat duduk tersebut. Kondisi dalam kereta saat saya naik dari Stasiun Sidoarjo masih ada tempat duduk yang kosong dan ada penumpang yang berdiri.
KA Tumapel silang KA Bima di Stasiun Gedangan, KA Bima akan melanjutkan perjalan menuju Malang. Sampai di Surabaya Gubeng tidak terpaut lama dengan KRD Kertosono. Kelemahan dari sistem estafet KA Jenggal dengan Tumapel menuju Surabaya adalah jika KA Jenggala telat 10 menit saja, maka sudah tidak bisa mengejar KA Tumapel. Bisa mengejar asalkan KA Tumapelnya telat juga. Demikian Pengalaman Naik KA Jenggala Lanjut KA Tumapel Menuju Surabaya semoga bermanfaat. Lihat Juga KA Argo Wilis Bawa Kawis